404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Nudin: Karakter Bisa Terbentuk Apabila Mengamalkan Dasa Darma Pramuka - SUARA KOMUNITAS
22/08/2017

Lombok Timur, SK – Jambore Nasional (Jamnas) yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Agustus, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) pramuka yang ke 56 dengan slogan "Satyaku kudarmakan, Daramku kubaktikan" pada tahun ini, mengangkat tema "Bekerja untuk kaum muda, mewariskan yang terbaik bagi bangsa" adalah sebuah gerakan yang mengarah pada pembentukan karakter anak bangsa agar menjadi insan yang berjiwa sosial, peduli pada sesama.

Gerakan pramuka yang dibentengi oleh kaum muda terutama para pelajar setingkat SD, SMP, SMA ini diakui bahwa, keteladanan mereka patut dihargai. Bukan hanya sekedar kumpul bersama teman-temannya, tetapi lebih kearah bagaimana mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Dasa Darma Pramuka (DDP) itu sendiri. Kemudian nilai luhur itu di implementasikan sebagai wujud nyata kepedulian gerakan pramuka peduli ditengah masyarakat.

Salah satu contoh kepedulian gerakan pramuka tingkat ranting Sambelia ini adalah, bergotong royong membersihkan tempat ibadah Masjid Baiturrahman, Dasan Tinggi, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB, berlangsung sejak, 12 – 14 Agustus 2017.

Nudin,Spd pembina Dewan Kerja Ranting (DKR), sekaligus Kepsek SDN 01 Sambelia mengatakan, Jamnas yang dilaksanakan setiap tahun ini, bukan saja hanya sekedar berkumpul menggelar pentas seni tapi, lebih kearah bagaimana mendidik anak-anak agar menjadi pemuda yang mandiri, bertanggungjawab dan peduli pada sesama.

Dan, yang tidak kalah pentingnya menurut Nurdin, adalah menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Sedianya kelak, apabila mereka sudah dewasa maka, mereka sudah mampu mendiskripsikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

"Sebagai pembina tingkat ranting, saya berharap agar anak-anak yang tergabung dalam pramuka peduli ini kedepannya, bisa menjadi anak yang peduli lingkungan dan punya andil besar ditengah kehidupan bermasyarakat." Demikian dikatakan Nurdin pada awak media, selepas menjadi pembina upacara api unggun di area jambore, depan kantor Camat Sambelia.

Jambore yang diikuti ratusan pelajar yang digelar selama tiga hari tersebut, diisi dengan beragam kegiatan pentas seni. Salah satunya adalah, adik-adik penggalang menampilkan kemampuanya menari tradisional dan acara Presean. Pentas seni semacam ini bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional (sasak) khususnya.

Disamping itu, mereka diuji oleh kakak pembina merakit pionering. Pionering ini dirakit sedemikian rupa menggunakan wadah berupa tongkat dan seutas tali. Tongkat itu diikat berbentuk kerucut, kemudian diujung atasnya diikatkan bendera.

Masing-masing regu beranggotakan lima orang. Waktu yang diberikan untuk menyelsaikan ikatan itu 20 menit kemudian, siapa yang paling cepat selesainya akan diberikan hadiah oleh pembina.

Robiatul Adawiyah, peserta dari SDN 02 Belanting, mengaku kesulitan ketika mengikat tongkatnya. "Tempat sulitnya pada ikatan palang persegi, banyak waktu yang terbuang begitu saja karena sedikit ribet," Akunya. Meskipun begitu, mereka tetap terlihat semangat karena bisa tampil diacara HUT Pramuka tahun ini.

Sedang, Puan Mutiyamaja dari SMP Muhammadiyah, beda kesulitannya. Dia mengatakan, jika timnya kebanyakan jadi penonton, "teman-teman saya kebanyakan jadi penonton, tidak mau bantu kita makanya hasilnya seperti ini," ungkap Puan bernada kecewa. (Fikri MS)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye