404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Cegah Konflik, Perhutani Undang Beberapa Desa Untuk Perjelas Masalah PKS - SUARA KOMUNITAS
18/07/2023

Kendal, Suarakomunitas. – Senin 17 Juli 2023 telah diadakan pertemuan di kantor BKPH Candiroto KPH Kedu Utara terkait PKS mata air atau Perjanjian Kerjasama desa-desa yang memanfaatkan mata air dari gunung Prau

Hadir pada pertemuan tersebut adalah Kepala Desa Genting gunung Kecamatan Sukorejo Kendal, Kepala Desa Tamanrejo Kecamatan Sukorejo, Kepala Dusun Bringin sari Kecamatan Sukorejo, Kepala Desa Igir Mranak Kecamatan Kejajar Wonosobo, Pengelola Pamsimas Banyu Aji Desa Patak Banteng Kecamatan Kejajar, Kepala Desa Wates Kecamatan Wonoboyo Tanggung, turut hadir juga tokoh-tokoh masyarakat dari beberapa desa tersebut, beserta anggota pencinta alam di sekitar Gunung Prau.


Pertemuan yang dibuka oleh (Asper) / Kepala BKPH Candiroto Joko Supriyanto, kemudian dilanjutkan oleh Kepala RPH Kenjuran Dwiyanto Himawan dengan menyampaikan catatan kondisi lapangan di wilayah kerja beliau. Diskusi dilanjutkan tanggapan oleh para hadirin, yang pertama dari Kepala Desa Gentinggunung. Beliau menyampaikan selama ini pemanfaatan air di Gunung Prau oleh daerah lain sudah berlangsung lama, namun masyarakat Gentinggunung sendiri belum ada yang menyetujui. Jadi kesimpulan dari yang beliau sampaikan adalah agar dilakukan evaluasi terhadap pemanfaatan air yang sudah ber PKS dan menertibkan pemanfaat air lain yang tidak ber PKS karena beliau membawa aspirasi warganya yang menolak pengambilan mata air padahal mereka sendiri juga mengalami kekurangan air di musim kemarau.

Warga Desa Genting gunung sebagai daerah yang secara alami teraliri air dari hulu kali terong juga pernah melakukan protes dengan pengerahan masa hampir 200 orang naik ke puncak gunung, di titik pengambilan mata air pada saat proses pemasangan pipa oleh Desa Patak Banteng, karena saat itu pemasangan pipa belum mendapatkan ijin dari manapun.
Kepala Desa Tamanrejo juga menyampaikan apa yang menjadi permasalahan di wilayahnya. Saat ini Desa Tamanrejo telah menerima Dana Alokasi khusus sebesar 1,8 Miliar untuk pengusahaan penyaluran air bersih ke daerahnya, akan tetapi sampai saat ini belum ada mata air yang bisa diambil untuk dialirkan ke Desa Tamanrejo meskipun dana sebesar itu sudah turun dari pemerintah pusat. Mantan Kepala Desa Gentinggunung, Suyitno menjelaskan, bahwa upaya pengajuan dana itu juga salah satu peranya. Suyitno yang juga menjabat sebagai ketua LMDH menyampaikan pula tentang latar belakang kenapa realisasi perjanjian kerjasama dengan daerah-daerah lain tersebut bisa terjadi. Beliau menyampaikan bahwa atas rasa kemanusiaan akhirnya mengijinkan mata air yang mengalir ke Desa Gentinggunung dialirkan ke Desa Patak Banteng dan desa lain di luar wilayah Gentinggunung, akan tetapi masyarakat Gentinggunung sendiri juga banyak yang mengeluhkan bahwa pada musim kemarau mereka kekurangan air. Tidak hanya itu, beberapa desa lain di lereng Prau yang berada di DAS kali Terong tidak kalah memprihatinkan karena mereka juga kekurangan air bersih bahkan ada desa yang sampai memanfaatkan air limbah di sungai untuk dikonsumsi.

Banyaknya penolakan dari warga Desa Gentinggunung perjanjian kerjasama itu akhirnya ditangguhkan, dan untuk perjanjian kerjasama yang sudah terbit sebagai PKS percobaan selama 2 tahun yang berakhir pada bulan Oktober 2023 akan dievaluasi kembali. Manakala Desa Gentinggunung sebagai yang memiliki hak atas DAS tersebut kekurangan air.
Kepala Desa Wates juga menyampaikan bahwasanya daerah mereka juga mengambil air dari kali Terong dengan menggunakan pipa sebesar 1,25 inci, namun beliau menyampaikan juga komitmen untuk memperbaiki kawasan hutan supaya ke depan tidak ketergantungan lagi dengan mata air dari daerah lain. Keprihatinan ini menyulut respon dari para pencinta alam, beberapa Desa di Gunung Prau selama ini sangat masif memanfaatkan kawasan hutan sebagai obyek wisata pendakian, sedangkan apa yang terlihat saat ini adalah menurunya kualitas daerah resapan di Gunung Prau terutama puncak. Mendesak agar supaya pemulihan kawasan hutan ini menjadi perhatian bersama terutama pihak-pihak yang telah lama “memanen” hasil dari Gunung Prau.

Kondisi hutan yang mulai kritis, pohon-pohon besar berkurang berganti tanaman perkebunan maupun pertanian, puncak Gunung Prau juga semakin tandus, menyebabkan daerah atas sulit untuk dilakukan reboisasi. Perlu menjadi bahan evaluasi kembali oleh Perhutani dan pengelola basecamp pendakian, harus ada pembatasan kuota juga area-area yang digunakan untuk kawasan pemanfaatan perlu dipersempit agar kawasan perlindungan bisa bertambah.Ketua Fordas bodri, Hernowo juga berpendapat tentang perlunya dilakukan evaluasi di berbagai hal terkait regulasi maupun kegiatan-kegiatan yang merugikan daerah resapan di Gunung Prau.

Berakhirnya pertemuan pada hari itu menghasilkan kesepakatan sementara berupa penundaan diterbitkannya PKS untuk Desa Tamanrejo, persiapan evaluasi kembali PKS yang sudah terbit dengan dilakukan pengecekan lapangan di puncak musim kemarau tahun ini. Perhutani akan membuat tim yang akan didampingi oleh masyarakat Gentinggunung dan orang-orang Yang tahu betul kondisi lapangan.

Dari kejadian tersebut bisa dipetik bahwa air merupakan sumber kehidupan, juga sumber masalah apabila kita tidak bijak terhadapnya. Mata air di gunung Prau memang banyak yang mulai kering dikuatkan oleh bukti-bukti visual. Jika ini dibiarkan mungkin saja 5 tahun ke depan bukan hanya desa-desa ini saja yang kehilangan mata air, akan tetapi desa-desa lain di sepanjang penyangga gunung Prau juga akan mengalami kekeringan karena kondisi daerah resapan yang sudah kritis. (Andi Gunawan)

Tagged on:

One thought on “Cegah Konflik, Perhutani Undang Beberapa Desa Untuk Perjelas Masalah PKS

  1. Untuk PKS yg habis kontrak dibulan oktober ini kalo bisa diberhentikan untuk kedepannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye