404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Bangun Komitmen Lintas Sektor, UPT BLUD Puskesmas Kayangan Gelar Loka Karya Mini - SUARA KOMUNITAS
15/09/2022

Kayangan,($K),— Untuk meningkatkan sinergitas dengan para pemangku kepentingan di wilayah kerja dalam bidang layanan kesehatan yang dilakukan setiap tiga bulan, UPT BLUD Puskesmas Kayangan menggelar kegiatan Lokakarya Mini Triwulan Lintas Sektoral di Aula Kantor Camat Kayangan, Kamis (15 / 09/2022).

Yartip,A.Md.Kep sebagai narasumber saat menyampaikan materinya

Hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Kayangan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, Kepala UPT BLUD Puskesmas Kayangan, Para Pimpinan OPD lingkup Kecamatan Kayangan, Muspika Kayangan, para Kepala Desa dalam wilayah Kerja Puskesmas Kayangan, TP-PKK Kecamatan Kayangan, Kasi Kesos Kecamatan, Penyuluh Agama KUA Kayangan, narasumber, tenaga kesehatan Pustu Polindes, jajaran UPT BLUD Puskesmas Kayangan dan undangan lainnya.

Camat Kayangan Siti Ruka’iyah,.S.Pt yang diwakili Sekcam Yartip,A.Md.Kep. dalam sambutannya menjelaskan pentingnya kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah ini untuk mensosialisasikan berbagai program kesehatan yang dimiliki hingga penanganannya untuk masyarakat melalui peran Puskesmas.

“Pada dasarnya apa yang disarankan pemerintah ini tidak akan mencelakakan masyarakat dan tentunya untuk mensejahterakan rakyatnya,” ujarnya.

Sambutan Camat Kayangan yang diwaikili Sekcam Yartip,A.Md.Kep

Dikatakan, kegiatan Lokakarya Mini Lintas Sektor (Lokmin Linsek) triwulanan yang di gelar oleh pihak UPT BLUD Puskesmas Kayangan ini adalah dalam upaya meningkatkan dukungan dan komitmen bersama OPD, Kepala Desa dan pihak lintas sektor lainnya terhadap program kesehatan di Kecamatan Kayangan. Dengan Terlaksananya lokmin di triwulan ini pada tahun 2022, dapat memecahkan semua masalah yang terkait dalam program di Puskesmas.

“Oleh karena itu, melalui lokakarya mini pada hari ini, memperkuat kerja sama yang selama ini terjalin dengan baik lintas sektor, dengan demikian dapat mendukung setiap kegiatan yang ada di Puskesmas Kayangan,” tandas Yartip.

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara diwakili Kabid Pelayanan dan SDMK Hilwan Jauhari, ST

Kepala Puskesmas Kayangan, I Nyoman Suratha, S.Kep. dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa, tujuan kegiatan lokakarya mini lintas sektor triwulan ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan sejak awal tahun program pada setiap 3 (tiga) bulan. Selain itu, katanya, untuk mencari masalah dan menemukan solusinya. Kegiatan mini loka karya yang digelar ini, diakuinya adalah pertemuan yang kedua. Ia juga mengaku agak terlambat dilaksanakan. Keterlambatan tersebut, bukan tanpa alasan. Ia menyebut, karena memang banyak data-data yang perlu untuk dipersiapkan, terutama masalah stunting, yang menjadi pokok masalah yang dibahas pada pertemuan kali ini.

Peserta Minilok Linsek tribulanan

Dikatakan, Lokakarya Mini Lintas sektor ( Minilok ) Puskesmas adalah satu wadah untuk membangun komitmen, tidak peduli ditingkatan pemangku kepentingan terhadap berbagai keluhan masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Berbagai isu terkini akan dibahas dalam pertemuan kali ini, sehingga semua pemangku kebijakan di wilayah kerja Puskesmas Kayangan.

Acara dimulai dengan pembahasan Rencana Tindak Lanjut dari pertemuan sebelumnya, antara lain tentang tingginya angka stunting. Dimana angka stunting di daerah ini masih tinggi, yakni 25%. Sehingga diharapkan pada tahun 2024, angka tersebut bisa diturunkan menjadi 14%. “Semoga saja ikhtiar kita ini dapat terealisasi sesuai dengan harapan dan target yang telah ditetapkan,”asanya.

Peserta Minilok Linsek tribulanan Puskesmas Kayangan

Sementara itu, Hilwan Jauhari,ST,Kabid Pelayanan dan SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara dalam sambutannya mengatakan, melalui kegiatan mini loka karya lintas sektor tribulanan ini, akan diketahui permasalahan yang ada di desa maupun yang ada di program kesehatan (Puskesmas). Sehingga saat ini, katanya, sedang fokus untuk melayani masyarakat yang ada di dalam maupun masyarakat yang ada di luar. Masyarakat di dalam, lanjutnya, adalah masyarakat yang sakit. Sedangkan masyarakat di luar adalah melayani bagaimana masyarakat atau orang tidak sakit. “Untuk menekan masalah ini, maka yang jadi prioritas kita adalah bagaimana mewujudkan hidup individu ODF (Open Defecation Free),” tegasnya.

Dijelaskan Hilwan Jauhari, ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar, pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat untuk mempengaruhi penyebaran penyakit, sehingga untuk rantai penyebaran ini harus dilakukan rekayasa pada ini, agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban sehat harus mencapai 100% di seluruh komunitas.

Kepala Desa Kayangan Edi Kartono,SE saat menyampaikan permasalahan di Desa Kayangan pd saat diskusi

Disebutkan juga bahwa untuk 10 desa baru yang ada di Kabupaten Lombok Utara, semuanya di dorong untuk membangun Pustu dan Polindes di satu kompleks. Hal ini agar tenaga kesehatan yang ditugaskan di tempat tersebut,  selalu berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menjalankan pelayanan kesehatan di desa. “Untuk pelayanan USG, kedepan di Puskesmas pun ada pelayanannya, sehingga tidak hanya di Rumah Sakit saja masyarakat mendapatkan pelayanan,”tegasnya, seraya menambahkan berbagai ketentuan dan kemudahan yang bisa didapatkan oleh masyarakat dalam pelayanan USG yang dimaksud.

Sementara itu, Yartip,A.Md.Kep kembali di dampuk oleh pihak penyelenggara (Puskesmas Kayangan) sebagai narasumber pada kegiatan mini loka karya lintas sektor tribulanan tersebut, dalam penyampaian materinya lebih banyak dan fokus masalah bagaimana upaya dan komitmen bersama lintas sektor dalam rangka menurunkan angka stunting di wilayah kerja UPT BLUD Puskesmas Kayangan.

Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi tetapi, kondisi stunting baru muncul setelah bayi berusia 2 tahun. Demikian yang di terangkan Yartip, mengawali penyampaian materinya.

Selanjutnya dijelaskan, belakangan ini, di masyarakat sering mendengar tentang Stunting dan sering memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama -sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendeknya adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. “Singkatnya stunting adalah pendek, namun pendeknya belum tentu stunting,” katanya.

Suasana Minilok Linsek tribulanan Puskesmas Kayangan

Stunting pada anak, memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting dapat berdampak jangka panjang bagi anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Dipaparkan Yartip, Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita.

Kepala Puskesmas Kayangan I Nyoman Suratha,S.Kep saat sampaikan sambutannya

Di hadapan para peserta Minilok, Yartip juga menyebutkan, ada beberapa penyebab stunting, diantaranya: Praktek pengasuh yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan dan gizi sebelum masa kehamilan dan setelah kelahiran. Kemudian, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care) atau pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan, perawatan pasca kelahiran atau kelahiran kelahiran dan pembelajaran dini yang berkualitas. Masih kekurangan akses rumah tangga pada makanan bergizi dan Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Penyuluh Agama dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan saat menyampaikan pandangannya

Lalu bagaimana upaya pencegahannya? Yartip pun memberikan solusinya dengan panjang lebar, yang pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.

“Pencegahan stunting yang dapat kita lakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat, Teruslah tanpa kembang anak dan Selalu jaga kebersihan lingkungan,”terangnya.

Usai menyampaikan materi dari narasumber, acaranya pun dilanjutkan dengan diskusi. Dalam diskusi ini pun berjalan dengan penuh nuansa kekeluargaan dengan dipandu moderator H. Ners.Syamsudirman, S.Kep. Tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, antara lain Kepala Desa Kayangan, Perwakilan Desa Dangiang, Perwakilan Desa Gumantar, Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Kayangan dan Penyuluh Agama Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan. Semua materi yang disampaikan oleh para pembicara, pada intinya masalah ODF, Pernikahan dini, masalah data stunting, masalah Polindes dan tenaga kesehatannya. Kemudian masalah RTL – nya, penggunaan HP bagi anak-anak agar dibatasi, kolaborasi pihak Puskesmas dan pihak KUA bagaimana mencegah pernikahan dini dan tingkatkan komitmen dengan lintas sektor terkait penanganan kesehatan. Diskusipun selesai, di lanjutkan dengan foto bersama.(eko).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye