404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Tinjau KWT di Lutra, DKPTPH Sulsel Ungkap Keistimewaan KRPL - SUARA KOMUNITAS
08/07/2017

BAEBUNTA (SK) — Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (7/7/2017), melakukan peninjauan di sejumlah Kelompok Wanita Tani (KWT) penerima manfaat program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di daerah Tana Luwu.

KWT Mattirowalie Desa Mario Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara menjadi KWT yang beruntung mendapat kunjungan awal dari tim provinsi tersebut. Di hadapan para Pengurus dan Anggota KWT Mattirowalie, tim yang dipimpin Indarwati itu mengungkapkan beberapa keistimewaan dari KRPL yang sebenarnya sudah dilaksanakan lima – enam tahun yang lalu itu.

Indar mengungkapkan, KRPL memiliki keistimewaan atau faedah yang besar dalam meningkatkan kreatifitas ibu-ibu KWT. Yang utama kata Indar adalah bagaimana silaturahmi terjalin dengan baik. Bukan itu saja, kebersamaan dan kekompakan ibu-ibu dalam menciptakan budaya gotong royong juga semakin meningkat.
 

“KRPL ini sebenarnya menitikberatkan pada kebersamaan dan kekompakan ibu-ibu KWT dalam memanfaatkan pekarangan secara konseptual. Dan saya lihat antusiasme ibu-ibu di sini sungguh luar biasa. Mereka yang tadinya cuek, sibuk dengan urusan masing-masing, setelah adanya kegiatan ini mereka sering bersama. Terus terang saya kagum,” ujar Indar.
 

Indar menambahkan, KRPL juga berkontribusi dalam meningkatkan kebutuhan keluarga, utamanya para pengurus dan anggota KWT, karena sayuran yang mereka tanam dibudidayakan secara organik, tidak menggunakan pestisida kimia. “Keistimewaan lainnya adalah dapat meningkatkan kebutuhan gizi keluarga. Mereka mengkonsumsi sayuran sehat karena semua yang ditanam di pekarangan tidak menggunakan pestisida kimia,” terang Indar.
 

Selain meningkatkan gizi keluarga, juga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi. “Sayur yang ditanam, setelah dipanen, selain dikonsumsi, juga bisa dijual, sehingga bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga. Olehnya itu, saya berharap, setelah nanti bantuan sudah tidak ada lagi, ibu-ibu harus tetap memanfaatkan pekarangan dengan baik. Intinya ini harus berkelanjutan, karena bantuan ini sifatnya hanya stimulan saja,” tandas Indar.
 

Sementara itu, Ketua KWT Mattirowalie, Hasmiati, mengatakan, dengan adanya KRPL, kebersamaan dan kekompakan ibu-ibu terbangun dengan baik. Jalinan silaturahmi juga berjalan bagus. Itu dibuktikan dengan adanya arisan bulanan, serta adanya pertemuan tiga kali setiap minggunya. Bukan itu saja, di malam hari mereka kerap berkumpul di kebun induk untuk sekadar mengisi koker yang masig kosong.
 

“Alhamdulillah, KRPL telah merubah kehidupan bertetangga kami, dari dulunya kami jarang bertemu, setelah masuknya kegiatan ini, kami lebih sering ketemu. Bahkan kalau malam, kami berkumpul mengisi koker di kebun induk. Olehnya itu, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah. Terus terang kami sangat terbantukan,” ujar Hasmiati.
 

Sebelumnya, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Luwu Utara, Aisyah SP., mengatakan, ada lima KWT di Lutra yang mendapat bantuan KRPL. Selain KWT Mattirowalie, juga ada KWT Sumber Makmur Desa Mekar Jaya Kecamatan Mappedeceng, KWT Legoksari Desa Patoloan (Bone-Bone), KWT Timun Mas Desa Rampoang (Tanalili), dan KWT Kuncup Mekar Desa Baku-Baku Kecamatan Malbar (Lukman Hamarong)
 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye