404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
OPAL KLU Bersinergi Dengan Astinda Gelar Penghijauan - SUARA KOMUNITAS
18/05/2021

Gangga (SK), – Mata air di kawasan Kabupaten Lombok Utara, khususnya di Desa Bentek banyak menyisakan debit airnya berkurang pasca gempa bumi yang meluluh-lantakkan daerah Tioq Tata Tunaq, 5 Agustus 2018 silam. Bahkan ada juga yang menghilang sama sekali.

Ketua Wihara Budhavangsa Lenek YM Bhante

Berangkat dari keadaan inilah, sehingga menarik perhatian OPAL (Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan Hidup) Kabupaten Lombok Utara dan Astinda (Attasilani Theravada Indonesia) tergerak melakukan reboisasi di sekitar sumber mata air di kawasan hutan adat Baru Murmas, Hutan adat Kalipucak Dusun Lonang, Hutan adat Dusun Buani dan Hutan adat Dusun Luk Pasiran Desa Bentek Kecamtan Gangga Kabupaten Lombok Utara, Minggu (16/05).

Kegiatan penghijauan atau reboisasi tersebut dihadiri oleh Organisasi Pemerhati Alam dan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara (OPAL-KLU), Pengurus Komunitas Tionghoa, UPT Syahbandar Pemenang, Pengurus dan Anggota Astinda, Para Bhiksu beserta masyarakat Dusun Baru Murmas, Dusun Lonang Kalipucak, Dusun Luk Pasiran dan Dusun Buani Desa Bentek Kecamatan Gangga. Kehadiran komunitas adat dalam momentum tersebut adalah dalam rangka penghijauan di seputaran Hutan Adat Baru Murmas, Kalipucak Lonang, Luk Pasiran dan Hutan adat Buani sebagai wujud kepedulian dalam rangka mempertahankan kelestarian Hutan Adat sebagai Sumber Air Kehidupan.

Ketua panitia pelaksana reboisasi sumber mata air Attasilani mengatakan, dalam merealisasikan hajatan yang selama ini di programkan pihaknya, ia bekerja sama dengan pihak lain, di antaranya dengan OPAL-KLU, Pengurus Komunitas Tionghoa, UPT Syahbandar Pemenang, Para Bhiksu beserta masyarakat Dusun Baru Murmas, Dusun Lonang, Dusun Luk Pasiran dan Dusun Buani Desa Bentek Kecamatan Gangga.

Ketua panitia pelaksana reboisasi sumber mata air Attasilani

Attasilani berharap upaya reboisasi sumber mata air yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat di wilayah ini dapat membantu menjaga kelestarian hutan adat. Sekaligus juga menjaga sumber udara untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. “Kami berharap ada kerja sama berikutnya dalam kegiatan lingkungan, sosial serta kegiatan kemanusiaan lainnya,” ujarnya.

Kegiatan yang mengundang banyak perhatian ini, bibit pohon yang ditanam diantaranya bibit durian, kelengkeng, kedondong, rambutan, nangka, jambu biji dan beberapa bibit khusus di tanam di tanah pekarangan Wihara. Sedangkan untuk bibit pohon gaharu, jati putih, sengon, sonokling, akasia dan lamtoro ditanam di sumber-sumber mata air pada kawasan hutan adat yang ada di lokasi berbeda sesuai dengan kondisi dusun masing-masing.

Ketua Wihara Budhavangsa Lenek YM Bhante mengatakan, kegiatan penghijauan ini merupakan upaya perlindungan sumber-sumber mata air. Keberadaan sumber mata air yang selama ini menjamin kebutuhan air warga setempat, perlu diperkuat dengan penanaman kembali pohon-pohon pelindung agar keberadaan airnya tetap tidak akan berkurang.”Mata air ini bisa menjamin kehidupan semua makhluk hidup sebagaimana yang diajarkan Sang Buddha Gautama,”katanya.

Bhante mengapresiasi dan berterima kasih pada seluruh pihak, terutama kepada pihak OPAL-KLU dan pihak terkait lainnya, yang telah bersinergi melakukan reboisasi di daerah ini. Ia juga berharap, reboisasi tidak hanya di lakukan oleh pihak pemerhati lingkungan saja, melainkan harus timbul juga dari masyarakat sendiri serta dari dalam diri individu masing-masing. Kedepannya, seluruh warga masyarakat Desa Bentek juga harus ikut memperhatikan kelestarian lingkungannya. “Sumber mata air harus di jaga kelestariannya untuk penghidupan kita semua. Semoga kegiatan ini bisa terus dilakukan dari generasi ke generasi,”asanya.

Ketua OPAL-KLU Jaharudin

Sementara itu, Ketua OPAL-KLU Jaharudin mengatakan, kegiatan penghijauan ini merupakan bentuk sinergi pihaknya dengan Astinda serta wujud komitmen kepada masyarakat dan anak cucu untuk melestarikan lingkungan melalui penghijauan. Jaharudin yang juga wartawan senior di bumi Tioq Tata Tunaq ini menyebutkan, ada beberapa jenis pohon yang ditanam di hutan adat di lereng Gunung Murmas, yang tersebar di beberapa wilayah dusun ini merupakan tanaman yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, mulai dari manfaat ekologi, ekonomi hingga sosial, dengan jumlah lebih dari dua ribu pohon. Diharapkan dengan adanya penghijauan tersebut, dapat mengembalikan sumber mata air yang selama ini sudah ada yang mengering serta mencegah terjadinya bencana alam.

Selain itu, kata Jaharudin yang terkenal di kalangan wartawan dengan panggilan Ang ini menyebutkan, bahwa penghijauan yang digelar pihaknya ini adalah sebagai upaya peduli lingkungan yang asri dan nyaman sehingga menciptakan Hutan Adat yang Madani serta ramah lingkungan. “Semoga kegiatan yang kami lakukan ini bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia sebagai sumber kehidupannya,” harapnya.

Suhendra Bokara Klu dalam akun medsosnya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan pihak OPAL-KLU dan Astinda dalam rangka menghijaukan kembali kawasan gumi paer gunung Murmas. “Sungguh luar biasa, semoga yang Esa memberikan kesuburan Gumi Paer Baru Murmas khususnya dan Kabupaten Lombok Utara pada umumnya,” katanya. (Eko)

Tagged on:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye