404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Bebubus Batu Tradisi Masyarakat Sapit Abad IX - SUARA KOMUNITAS
20/01/2018
Sapit. SK_Desa Sapit merupakan salah satu Desa Tertua di Kabupten Lombok Timur setelah Desa Songak Kecamatan Sakra. Desa sapit berada di daerah teroterial kecamatan suela, berada 50 km dari pusat kota. Sebagai salah satu desa tertua, tentu banyak menyimpan berbagai macam peninggalan sejarah serta beragam adat dan budaya.

Sebagai desa tertua, desa sapit mempunyai dua sejarah besar yang menjadi pendakatan dalam mengkaji adat budayanya. Sejarah perkembangan budaya Hindu-Buda pada Abat IX dan perkembangan Agama Islam pada Abad XIII.

Masing-masing perkembangan ini mempunyai peninggalan situs yang masih ada sampai saat ini. Bahkan adat budayanya-pun masih di rayakan hingga saat sekarang. Pertama proses perkembangan Agama Islam, yang sebelum Tahun 1960 Desa Sapit dikenal dengan Islam Wetu Telu. Priode ini menyisakan situs yang sering kita kenal dengan Masjid Kuno Langgar Pusaka Desa Sapit.

Menurut pengakuan tokoh masyarakat desa. Masjid kuno Langgar pusaka di bangun pada Tahun 1301 Masehi. Arsitektur bangunan masih kuno, hanya mempunyai Satu Buah Tiang di tengah bangunan dan Empat buah di setiap sisi, dengan ukuran 10 meter x 12 meter.

Bukti inilah yang kemudian menjadikanya sebagai Masjid Kuno terbesar dibandingkan dengan langgar lainya. Di samping itu, peradaban Islam Wetu Telu Desa Sapit juga meningglkan Mashab Alq’uran tulis tangan. Materi Khutbah tertulis di daun lontar dan Satu buah Jungkat yang sampai saat ini masih di simpan di rumah Lembaga Adat Desa Sapit.

Kedua pada peradaban Budaya Hindu-Buda. Secara situs sejarah, sampai saat ini Desa Sapit banyak digemparkan denagn penemuan peninggalan peradaban Hindu Buda. Seperti: penemuan 4 (Empat ) buah arca di Dusun Batu Pandang Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.

Menurut arkeolog, ke Empat arca tersebut di buat pada abad ke IX. Keberadaan arca penemuan tersebut, Dua di antaranya arca Dewi Tara dan arca Awalokiteswara. Namun saat ini benda pusaka tersebut tersimpan di Museum Nasional Jakarta, dan satu diantaranya arca Siwa Maha Dewa yang berada di Museum NTB.

Secara budaya desa sapit sampai saat ini masih kental dengan adat budaya, seperti acara maulid adat desa sapit, yang setiap tahunya selalu diryakan pada tanggal 12 rabiul awal, bertepatan dengan hari lahir baginda nabi besar Muhammad S.A.W. Selamet reban yang dirayakan setiap kesubakan yang ada, dan acara ini biasanya dirayakan pada pertengahan musim tanam. Acara ngayu-ayu, tolak bahala dan acara bebubus batu yang setiap tahun di pusatkan di dusun batu pandang desa sapit.

Acara bebubus batu berasal dari kata bubus dan batu. Dimana acara ini adalah proses pembuatan bubus dari beras dan beberapa jenis dedaunan yang kemudian di tumbuk menjadi obat. Sementara batu adalah sisa reruntuhan situs batu pandang yang dalam cerita sejarah, bahwa situs batu pandang adalah situs batu tertinggi. Ketinggianya hampir mencapai langit.

Budaya bebubus batu dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu selsai musim tanam dan selsai panen. Dengan makna, pelaksanaan bubus batu yang pertama pada saat musim tanam. Rangkain acara adalah mengambil bubus di makam bubus batu pandang (sisa reruntuhan batu pandnag-Red).

Kemudian dibagikan ke semua anggota kesubakan pertanian dan dihapuskan pada (wawar) sejenis tanda yang terbuat dari daun kelapa/aren, kemudian dipasang di setiap hulu saluran irigasi dan di tengah persawahan.

Tujuannya mengusir segala macam hama dan penyakit yang akan mengganggu tanaman masyarakat guna meningkatkan hasil pertanian.

Acara bebubus batu musim tanam ini di rayakan pada tanggal 31 januari 2018. Dengan rangkaian acara tabuhan gamlan, prisean, begambusan, basar kerajinan local dan pameran benda situs sejarah peradaban hindu, buda dan islam.

Pusat acara bebubus batu ini di Dusun Batu Pandang Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok timur. Sementara perayaan budaya bebubus batu periode kedua dirayakan pasca panen, dengan makna syukuran dan selametan atas hasil panen yang dihasilkan. Acara ritual pasca panen di rayakan pada bulan juni 2018.

Ayok kita kabari pada semua orang, jika desa sapit kaya akan sumber daya alam, kaya akan adat budaya dan kaya akan sumber daya manusia..

Kalau bukan sekarang kapan lagi.!!!
Kalau bukan kita siapa lagi.!!! (Jannatan)

Foto Speaker Kampung.
 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye