404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
AGRA dan Warga Bangun Konsolidasi untuk Penyelesaian Konflik Tanah di Sambelia - SUARA KOMUNITAS
27/01/2017

Lombok Timur, SK – Mahasiswa Universitas Hamzanwadi (UNHAM) bersama Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) mengunjungi rumah Achmad Soebandi, di Dasan Tinggi, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, (23/1). Kunjungan tersebut guna membahas masalah ketakutan (trauma) warga akibat konflik yang pernah terjadi antara PT. Sadhana Arif Nusa dengan kelompok tani Lendang Tengak, Desa Senanggalih. Soebandi diharapkan dapat menjadi mediator konflik tersebut.

Pada kesempatan itu Soebandi menjelaskan, petani Lendang Tengak yang bercocok tanam di lahan yang diklaim milik pemerintah tersebut kebanyakan pendatang dari luar Kecamatan Sambelia, sehingga Kepala Desa Senanggalih, Yusuf, tidak berani memperjuangkan nasib mereka.

Lahan tersebut juga diperjualbelikan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan. Meskipun begitu, Soebandi tetap menitip pesan kepada warga agar jangan sampai melakukan kekerasan sehingga bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Di Desa Sambelia, lanjut Soebandi, hanya warga lokal saja yang diizinkan berladang tanpa ada campur tangan orang luar. Itulah yang mendorong Soebandi tetap mempertahankan agar ladang sumber penghidupan mereka di wilayahnya tidak dialihfungsikan oleh pemerintah menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) kepada PT. Sadhana Arif Nusa.

Soebandi menjelaskan, jika hal itu terjadi maka tidak sedikit masyarakat akan kehilangan mata pencaharian dan otomatis akan menambah angka pengangguran. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menolak kahadiran perusahaan di ladang yang sudah puluhan tahun mereka garap.

"Kalau di sini (Sambelia-red) tidak kami perbolehkan warga luar selain penduduk lokal berladang, jika ditemukan ada orang luar yang masuk berladang maka kami akan usir," tegas Soebandi.

Seperti diketahui sebelumnya, Soebandi terbilang salah satu orang yang paling keras bersikap menentang kehadiran perusahaan untuk membuka usahanya di Sambelia. Berbekal pengalamannya menjadi pegiat di sebuah lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup, hingga terpilih menjadi Kades Sambelia 2017-2023. Ia tetap mempertahankan komitmennya memperjuangkan nasib masyarakat yang akan dipimpinnya.

"Saya tetap komitmen dari dulu hingga kini berjuang untuk kepentingan masyarakat apapun hambatannya," tegas Soebandi.

Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) yang diwakili Sambosa mengatakan, kehadirannya bersama mahasiswa UNHAM ke Sambelia, khususnya Desa Senanggalih semata-mata untuk mengakomodasi masyarakat dengan membangun konsolidasi melalui pendekatan spiritual agar trauma yang kerap dialami akibat penggusuran lahan mereka, sedikit bisa dihilangkan.

"Kedatangan kami hanya sebatas konsolidasi, memberikan pemahaman sambil mendampingi mereka agar rasa trauma akibat kejadian lalu bisa hilang," ungkap Sambosa.

Begitu juga kedatangan mereka (mahasiswa-red) ke rumah Soebandi untuk dengar pendapat. Menurut Sambosa, petani Lendang Tengak belakangan ini tidak berani bersuara apalagi berkumpul. Rasa takut selalu membayangi mereka karena adanya pihak tertentu yang mengintimidasi pergerakan mereka. Demikian dikatakan Sambosa, tanpa menyebut siapa pihak yang dia maksud itu. (Fikri MS)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye