404 Not Found

Medan (Suara Komunitas.Net) – Unjuk rasa ribuan buruh dan mahasiswa di Sumut Kamis (8/10) di depan gerbang DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan. Pengunjuk rasa menuntut pembatalan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan para buruh.
Pantauan pewarta di lapangan, menjelang siang buruh dan mahasiswa bergerak dari Simpang Limun menuju kantor DPRD Sumut. Ada yang berjalan, ada pula mengendarai kendaraan sepeda motor.
Sebelumnya, unjuk rasa buruh dan mahasiswa di areal DPRD Sumut berjalan biasa-biasa. Namun entah siapa memulai, tiba-tiba terjadi pelemparan batu dan botol air mineral ke arah petugas Kepolisian yang sedang berjaga.
Serangan batu tidak saja mengarah ke petugas Shabara Poldasu, tapi juga gedung wakil rakyat. Akibatnya, kaca jendela ruangan
dewan pecah.
Unjuk rasa ini, semangkin memanas, hingga menelan korban luka-luka dari beberapa orang Shabara Poldasu.
Petugas pun menghalau pengunjukrasa, dari beberapa orang pendemo, berhasil diamankan, terutama yang melakukan pelemparan gedung DPRD Sumut dan mengenai petugas Shabara Poldasu.
Kendati dihalau dengan semprotan air dari mobil water canon. Namun upaya tersebut belum berhasil meredam aksi. Pelemparan batu masih terus berlanjut.
Beberapa Polwan yang ikut berjaga terkena lempar batu dan segera diamankan ke gedung DPRD Sumut. Sementara petugas juga menangkap pelaku aksi pelemparan yang dianggap sebagai provokator.
Dalam pengembangan selanjutnya, kepolisian menangkap 177 pelaku aksi yang diduga melakukan kekerasan. Tak Cuma itu,
mereka juga mesti menjalani tes urine.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko menyatakan hasil pemeriksaan ada tiga demonstran diduga reaktif Covid-19.
“Akan ada pemeriksaan kesehatan lebih lanjut kepada tiga demonstran itu,” ujar Kombes Pol Riko Sunarko seraya mengakui pada aksi demo, ada tujuh polisi dirawat karena terkena lemparan batu. (Pewarta : Vandey, Editor : Tohap P.Simamora)