404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Suka duka KLJI Pekalongan: Rame di media sosial, pas acara hanya segelintir - SUARA KOMUNITAS
23/10/2018

Pekalongan Kota, Suara Komunitas. – Suka dan duka berkecimpung dalam aktivitas komunitas Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJI) Pekalongan sudah dialami oleh pria bernama Muhammad Benbella, warga Gapuro Batang yang kini bermukim di Simbangkulon, Buaran, Kota Pekalongan ini berbagi cerita dalam helatan Ngobrol karo Ngopi, Komunitas Cerito Wong Pekalongan di Alesscow Coffe, Sabtu (20/10).

“Selama ini kami kadang diundang untuk kegiatan workshop kamera lubang jarum, kadang juga menggelar sendiri workshop. Saat pengumuman workshop di media sosial …  responnya rame … begitu acara … yang datang sedikit … yang datang merupakan wong edan itu … yang benar-benar ingin mengetahui kamera lubang jarum,” tuturnya saat diskusi berlangsung.

Menurut Muhammad Benbella, KLJI Pekalongan belum banyak didengar oleh warga Pekalongan dan sekitarnya. Komunitas ini menggunakan barang bekas untuk dimanfaatkan menjadi kamera analog. “Fotografi … teknik memotretnya berawal dari lubang jarum. Biasanya memakai kaleng bekas … kaleng rokok, diberi lubang sebesar lubang jarum … didalamnya diberi kertas foto negatif yang peka cahaya. Fotografer yang memulai dari foto analog akan lebih mengenal teknik lubang jarum yang masih manual dan memakai larutan kimia untuk mencuci foto.” Ujarnya.

Kesulitan utama yang dihadapi oleh komunitas ini adalah tidak tersedianya bahan-bahan untuk mengekspresikan hobi mereka di Pekalongan. “Untuk mendaptkan kertas dan larutan kimia agak susah … karena harus didapatkan di Jakarta. Komonitas KLJI yang banyak menyediakan untuk anggota KLJI Pekalongan, karena  di Pekalongan sudah tidak ada.” Lanjutnya.

Komunitas yang acapkali berkumpul di Perumahan Limas Krapyak Pekalongan, rumah pendiri KLJI Pekalongan ini merupakan kumpulan “orang-orang gila” menurut Benbella. “komunitas sering berkumpul di Perumahan Limas Krapyak, Pekalongan. Penggiatnya yang gila hanya empat orang …. wong edan kabeh … yang merupakan penggila kamera lubang jarum,” tuturnya.

Hingga saat ini, komunitas KLJI Pekalongan belum mendapat perhatian secara langsung dari pemerintah setempat.  “Dukungn pemerintah hingga saat ini baru dukungan tidak langsung …. dari event orgaizer  yang kenal dengan KLJI Pekalongan … memberi kesempatan komunitas ini untuk memperkenlakan kepada warga … Belum ada dukungan dalam bentuk materi dari pemerintah,” lanjutnya.

Keunikan dari kamera lubang jarum ini mengutamakan proses, “fotografi ini mengutamakan proses … bagaimana kita mengetahui untuk mendapatkan gambar/foto .. prosesnya panjang … berbeda dengan kamera digital … yang tinggal klik langsung jadi.  Semua pakai kira-kira … waktu pemotreatannya kira -kira … gambanya jadinya seperti apa ya juga kira kira … semua pake hati …. Inilah yang membuat menarik anggota komunitas ‘menggilai’ aktivitas memotret dengan kamera lubang jarum,” Tutur Benbella.

Selain itu, lanjut Benbella, kamera lubang jarum ini prinsipnya membuat, bukan membeli, “Bikin sendiri dari kardus, kotak kayu … intinya (barang bekas yang) kedap cahaya ….kaleng rokok dipilih karena pengadaan lebih praktis …  meski beberapa bahan lainnya masih harus membeli, seperti larutan kimia dan kertas cetaknya,” Pungkasnya. (Warta Desa)

Tagged on:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye