404 Not Found

MASAMBA (SK) —– Saat membacakan satu per satu nama para guru program Sarjana Mengajar, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, sempat menyebut nama Saddam Husein. Kalau menyebut nama yang satu ini, mungkin tidak ada yang tidak mengenalnya. Saking familiarnya, tidak sedikit orang tua yang memberikan nama anaknya sama dengan nama yang disebut di atas. Pun dengan orang tua Saddam Husein, sang guru yang baru saja ditempatkan di Kecamatan Seko. Saddam Husein adalah nama seorang Presiden yang lama berkuasa di Irak dan dikenal sangat membenci negara Amerika Serikat.

Kembali ke Saddam Husein versi Luwu Utara. Bupati Indah Putri sempat lama berdialog dengan pemilik nama asli Saddam Husein Saputra itu. Saat ditanya asalnya dari mana, Saddam Husein menjawab asalnya dari Tarobok, Kecamatan Baebunta. Kemudian ditanya lagi, sudah pernah ke Seko? Saddam menjawab belum pernah. Lalu kembali Indah bertanya, berat badanmu berapa? Saddam pun mejawab 65 kg. Ditanya lagi, hobi makan? Saddam pun kembali mengiyakan. Dialog tersebut sontak membuat para guru Sarjana Mengajar lainnya tertawa.

“Saya selalu bercita-cita bagaimana memberikan pelayanan sosial, apakah di bidang pendidikan, atau di bidang sosial kemasyarakatan lainnya itu daerah terpencil. Itu cita-cita saya, dan semoga Tuhan memberikan saya umur yang panjang. Dari dulu itu yang ada di benak saya, bagaimana mengabdikan diri di wilayah-wilayah terpencil,” terang Indah menginspirasi para guru Sarjana Mengajar tersebut.

Indah pun menambahkan, program Sarjana Mengajar khusus di wilayah terpencil tersebut adalah bagian dari obesesinya itu. “Program Sarjana Mengajar di wilayah terpencil ini adalah bagian dari obsesi saya, dan saya merasa bersyukur kita semua ingin bekerja memajukan pendidikan di wilayah terpencil, sehingga pada akhirnya ketika kita melakukan hal baik, kita tidak sendirian. 50 guru ini, satu saja kebaikan yang kita lakukan setiap hari, perbuatan baik itu akan menjadi viral, menular itu kebaikan ta,” jelas Indah terus menginspirasi para guru sarjana mengajar. (Lukman Hamarong)