404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
POKJA AMPL KECAMATAN SIAP LAKSANAKAN DEKLARASI STBM LENGKAP TAHUN 2023 - SUARA KOMUNITAS
19/10/2022

Kayangan,($K),— Jajaran Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Lombok Utara menggelar roadshow di Kecamatan Kayangan bertempat di Aula UPT BLUD Puskesmas Kayangan, Rabu (19/10/2022).

Suasana gelaran roadshow AMPL Tingkat Kecamatan

Hadir dalam roadshow Pokja AMPL tingkat Kecamatan tersebut, Tim Teknis Pokja AMPL Kabupaten Lombok Utara yakni Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, Bidang Tata Ruang Bappeda Kabupaten Lombok Utara, Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara dan perwakilan Pemerintah Kecamatan Kayangan. Selain itu, hadir pula Kepala Puskesmas Kayangan beseta jajarannya dan Kepala Puskesmas Santong beserta jajarannya, para Kepala Desa, para kader Posyandu Keluarga se Kecamatan Kayangan serta undangan lainnya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dikes Kabupaten Lombok Utara Luh Gede Laksmi,S.KM

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara Luh Gede Laksmi, S.KM dalam sambutannya mengatakan, berbicara STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Dimana STBM pada 5 (lima) perubahan perilaku higiene yang dikenal sebagai 5 (lima) PILAR STBM itu terdiri dari, 1.Halte Buang Air Besar Sembarangan (Halte BABS). 2.Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 3. Pengolahan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT) 4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT) dan 5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT).

Narasumber Datu Madyawati,S.KM

Dikatakan, dari 5 (lima) pilar STBM ini, baru 3 (tiga) pilar yang sudah di deklarasikan.Tinggal 2 (dua) pilar yakni pilar 4 (empat) dan pilar 5 (lima) yang belum di deklarasikan. Sehingga Luh Gede Laksmi berharap pada tahun 2023 mendatang, bisa di deklarasikan lengkap untuk semua pilar STBM tersebut. “Ini yang menjadi PR kita, bagaimana kelima pilar STBM ini bisa kita deklarasikan lengkap pada tahun 2023,” harapnya.

Selanjutnya, Luh Gede Laksmi memaparkan, akses air bersih dan sanitasi yang buruk memicu munculnya penyakit berbasis lingkungan seperti diare kronis dan stunting. Stunting tak hanya dipicu oleh asupan gizi yang kurang mencukupi. Sanitasi yang baik seperti stop buang air besar, cuci tangan pakai sabun, dan pengelolaan air untuk minum dan makan juga memegang peranan penting dalam pencegahan stunting.

Para peserta

Terkait dengan AMPL, Ia juga menyebutkan bahwa, pembangunan sektor air minum dan sanitasi merupakan pekerjaan yang memerlukan banyak sektor dan tidak hanya dikerjakan satu institusi saja. Air minum dan sanitasi dasar merupakan bentuk pelayanan dasar pemerintah kepada masyarakat, dalam program air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) .

Pokja AMPL (Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan) adalah kelompok kerja berstatus lembaga adhoc yang terdiri dari para pemangku kepentingan pembangunan sektor air minum dan sanitasi. Siapa saja yang termasuk di dalam Pokja AMPL tersebut, Luh Gede Laksmi menjelaskan, bahwa anggota Pokja AMPL adalah institusi pemerintah yang berwenang dalam pembangunan sektor air minum dan sanitasi. Apabila dianggap perlu, maka anggota Pokja AMPL bisa diperluas kepada perorangan, perguruan tinggi, badan legislatif, pihak swasta, LSM/NGO, PKK, media massa, aosiasi profesi, dan lain-lain.

Suasana diskusi

Oleh karenanya, pembangunan sektor air minum dan sanitasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh banyak sektor dan tidak bisa dikerjakan sendiri oleh satu institusi saja. Karena dikerjakan banyak pihak, diperlukan koordinasi yang cukup kuat, sehingga tumbuhlah kebutuhan akan satu wadah atau forum koordinasi. “Nah, forum koordinasi inilah yang disebut dengan Pokja AMPL,”tandas Luh Gede Laksmi, seraya menambahkan maksud pihaknya turun roadshow tersebut adalah dalam rangka mengevaluasi program yang sudah dilaksanakan maupun yang belum untuk ditindak-lanjuti pada masa berikutnya.

Sementara itu, Datu Madyawati, S.KM, Kasi Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara dalam pemaparan materinya mengatakan, walau semua desa sudah seratus persen ODF, namun perlu terus di pantau sanitasinya. Ia juga memaparkan keadaan desa-desa yang sudah seratus persen ODF maupun desa-desa yang belum tuntas ODF. “Pemantauan tersebut penting dilakukan, karena memang desa yang sudah seratus persen ODF, bisa saja turun kembali ke OD nya. Sehingga kita berharap jangan sampai kembali ke OD-nya,”harap Datu.

Suasana diskusi Kades Kayangan saat berbicara

Pada pemaparan materi berikutnya, Datu Madyawati juga menjelaskan terkait dengan strategi yang sudah dilakukan pihaknya di tahun 2022 ini, diantaranya, perbup dan perdes tentang pola hidup bersih diperkuat, syiar pola hidup bersih dan sehat, jimpitan sampah melalui posyandu keluarga,penguatan tim STBM Kecamatan dan Desa, stimulan jamban bagi keluarga miskin, pembuatan proposal jamban ke NGO, sosialisasi program inovasi dan deklarasi pilar 1, 2 dan 3 STBM. “Tinggal 2 pilar lagi yang harus kita tuntaskan di tahun 2023 mendatang,”tandasnya.

Dijelaskan, terkait dengan prevalensi stunting terhadap akses sanitasi (jamban) di Kabupaten Lombok Utara, pada tahun 2017 prevalensi stunting terhadap sanitasi berada pada posisi 69,6 % untuk sanitasi dan 37,6 % untuk stunting. “Ini terus bergerak dari tahun ke tahun mengalami perubahan hingga pada tahun 2022 ini, prevalensi stunting menurun ke angka 22,9 % sedangkan sanitasi terus naik hingga mencapai 100 %,”tandas Datu, seraya menambahkan bahwa yang menjadi tantangan pihaknya saat ini terdapat 2.650 KK di Kabupaten Lombok Utara masih numpang akses jambannya.

Dalam sesi diskusi yang di pandu pihak puskemas Kayangan, tampil beberapa pembicara, diantaranya Kepala Desa Kayangan, Kepala Desa Salut, Perwakilan Puskesmas Santong, perwakilan Kader Posyandu Keluarga, perwakilan dari Bappeda, perwakilan dari pengelolaan sampah Dinas Lingkungan hidup dan perwakilan dari puskesmas Kayangan.

Semua pembicara pada intinya mengemukakan permasalahan, pendapat, saran dan masukan serta solusi yang di tawarkan. Salah satu agenda penting yang menjadi komitmen RTL bersama dalam pertemuan roadshow Pokja AMPL di Kecamatan Kayangan tersebut adalah telah disepakati untuk menggelar “Deklarasi STBM 5 pilar lengkap pada tahun 2023 mendatan”.

Ditempat yang sama, Kepala Puskesmas Kayangan I Nyoman Suratha,S.Kep menyambut baik kehadiran dan mengapresiasi kegiatan kunjungan Pokja AMPL Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Kayangan. Karena salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan AMPL, dengan tugasnya yang kompleks dan penting, diantaranya : mengarahkan semua aktivitas pembangunan AMPL pada arah yang tepat menuju pencapaian target pembangunan air minum dan sanitasi; mempertemukan semua pihak yang menangani atau yang berkepentingan dengan pembangunan AMPL untuk saling berkoordinasi dan bersinergi ke arah tujuan dan sasaran yang sama; serta menjadi pintu koordinasi program dan proyek-proyek dukungan dari luar yang dilaksanakan di daerah tersebut. “Fungsi Pokja AMPL adalah membangun sinergi berbagai pihak, yakni memadukan seluruh kekuatan berbagai pihak dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama,”tandas Nyoman Suratha.

Selain itu, Nyoman Suratha pada kesempatan tersebut juga menyampaikan beberapa program inovasi-inovasi yang telah di luncurkan pihaknya, serta beberapa prestasi yang telah di raih. Adapun program inovasi dimaksud, menurut Nyoman Suratha diantaranya, Jamu Kuat (Jamban Murah Keluarga Sehat), Janda Sosialita (Jaring, Datangi, Sosialisasi dan Terintegrasi), Wah Berjakat (Bawa Sampah Jari Berkat), dan Kedai TB (Kenali, Datangi dan Obati). Selain inovasi-inovasi tersebut, pada tanggal 13 Oktober 2022 lalu, pada Peringatan hari Penglihatan sedunia, telah di “Louncing Vision Center” di UPT BLUD Puskesmas Kayangan. Sehingga dengan telah di Louncingnya Vision Center tersebut, diharapkan untuk Puskesmas di wilayah timur Kabupaten Lombok Utara ini bisa di rujuk ke Puskesmas Kayangan.

Menurut Nyoman Suratha, di lounchingnya Vision Center di Puskesmas ysng dibawah pimpinnya ini, dinilainya sangat diperlukan dalam penanganan mata, sebab angka kebutaan di Indonesia masih sangat tinggi. Apalagi lanjut dia, memasuki usia senja yang rentan terhadap kebutaan bahkan sampai terjadi buta permanen. Untuk itu, ia sangat mendukung program pemerintah yang menunjuk Puskesmas Kayangan sebagai pusat kesehatan mata atau vision center di wilayah ini, dalam upaya penanganan mata dan mengantisipasi kebutaan sejak dini. “Karena, indera penglihatan merupakan jendela dunia dan dengan mata kita bisa melihat,” ucapnya.(eko)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye