404 Not Found

Dalam kesempatan itu turut hadir perwakilan perempuan dari Desa Toya, Kecamatan Aikmel Siti Maryam dan pemerhati sosial Anggar, dari Sambelia.

Pemerintah harus mengakomodir hak – hak kaum marjinal seperti hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak buruh migrant, memperhatikan hak penyandang disabilitas agar tidak terjadi distorsi sosial antara orang yang mampu dari segi ekonomi dan mereka yang tidak mampu.

Menurut Koordinator Jurnalis Warga, Hajad Guna Roasmadi yang akrab di panggil Eros, mengatakan, tujuan digelarnya talkshow dengan mengundang dinas pendidikan sebagai pemberi layanan, perwakilan warga dan pemerhati sosial adalah ingin melihat sejauhmana komitmen dinas pendidikan berpihak pada masyarakat marjinal.

“Bagi warga berkebutuhan khusus (difabel) pemerintah harus memberikan ruang dan pembinaan yang optimal bagi mereka agar tidak terjadi kesenjangan sosial,” jelas Eros di studio Radio Kancanta, Labuhan Haji, pada, Kamis 18/1/2018.

Senada juga disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur Jujuk Perdianto, ia menyebutkan bahwa, pentingnya memberikan ruang bagi masyarakat terpinggirkan. Namun memang saat ini pihak Dikbud Lotim masih belum melayani secara total.

“Kami juga mengakui belum sepenuhnya dinas memberikan ruang bagi anak disabilitas, hal ini karena masih kurangnya tenaga ahli dalam membina anak berkebutuhan khusus tersebut” ungkap Yuyuk mengakhiri perbincangan. (Uci)