404 Not Found

Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk belajar program tekhnis siaran Televisi. Mulai dari cara mencari berita (reportase), editing, menulis narasi, cara mengontrol narasi hingga diajari juga cara membaca berita yang baik agar pemirsa tidak merasa bosan.

Hal itu menurut Widianto penting dilakukan dan tentu dibutuhkan komitmen dan kerja keras tanpa mengenal batasan waktu untuk mencari informasi yang akan dikonsumsi pemirsa setiap hari.

“Menjadi Crew (reporter) Selaparang TV harus siap kerja kapan saja dibutuhkan karena ini sudah menjadi kewajiban dan tanggungjawab kita untuk menyajikan informasi kepada masyarakat,” ungkapnya.

Dalam diskusi itu Widianto juga berjanji untuk membantu media komunitas Speaker Kampung dalam proses izin, jika Speakar Kampung mau mendirikan Televisi Komunitas. “Kedepanya nanti kita akan dorong izin TV komunitas,” janjinya.

Dikatakan Widianto, komunitas mempunyai ruang yang cukup besar jika ingin mengembangkan medianya kedepan. “Saya percaya pemerintah akan mempermudah proses izin bagi media komunitas jika dibanding media komersil,” ungkapnya penuh yakin.

Widianto menambahkan, jika dibanding dengan media komesil, kebanyakan media komersil banyak ditunggangi oleh korporat atau elit politik yang mana bertujuan untuk mengejar rating dan profit.

Sebelumnya, pimpinan redaksi Selaparang TV mengajak dan menjelaskan secara terperinci tugas dan peran masing – masing direksi dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga program siaran bisa berjalan sesuai tahapan yang telah ditentukan bersama.

Selaparang TV konsen pada randown siaran berita (Reportase) meski diakui siaran Selaparang TV tidak bisa menjangkau seluruh pelosok Lombok Timur dibanding dengan Televisi swasta lainnya karena keterbatasan alat. Namun mereka tetap mengondisikan agar tetap bisa siaran meskipun dengan peralatan yang jauh dari maksimal.

Untuk diketahui Selaparang TV ini berdiri sejak tahun 2004 yang mana ketika itu Lombok Timur dipimpin oleh Bupati Ali Bin Dachlan