404 Not Found

Medan (Suara Komunitas.Net) – DR.H.Kusbianto, SH, MHum (foto) meminta jangan sampai mengabaikan Asas “Equality Before The Law” (persamaan Dihadapan Hukum) terhadap kasus dugaan penipuan yang dilakukan Bos Properti, Mujianto terhadap Armen Lubis.

“Azaz Equality Before The Law ini tidak boleh diabaikan atau dikesampingkan. Karena bisa mengundang api jika tidak dipenuhi. Karena di dunia, terutama Indonesia tidak ada yang namanya kebal hukum. Artinya semua orang sama dihadapan hukum. Hukum itu tidak membeda-bedakan orang,” kata Kusbianto, yang juga Rektor Universitas Dharmawangsa (Undhar) Medan.
Menurutnya, jika Mujianto yang diduga tidak mau melunasi hasil pekerjaan Armen Lubis, itu namanya kejahatan penipuan. Kalau tidak salah, ancaman hukumannya di atas lima tahun.
“Jika sudah memiliki bukti kuat, apalagi pelaku sudah dijadikan tersangka, tersangka patut ditangkap dan ditahan,” kata Kusbianto yang juga mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan.
Ia juga minta Polda Sumut selaku institusi penegak hukum dapat bertindak adil dan jangan terkesan diskriminasi. Karena bisa menjadi sorotan publik nasional maupun internasional.
Seperti diketahui, Mujianto ditetapkan sebagai tersangka atas Laporan Armen Lubis (60) dalam kasus dugaan penipuan sesuai surat pengaduan nomor STTLP/509/IV/2017 SPKT “II” tertanggal 28 April 2017 dengan kerugian material hingga mencapai Rp. 3 miliar.
Dugaan penipuan berawal dari ajakan kerjasama melalui Rosihan Anwar, selaku staf Mujianto guna melakukan bisnis penimbunan lahan seluas 1 Ha di atas lahan tanah di Kampung Salam Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan sekitar Juli 2014 lalu.
Ironisnya, begitu proyek penimbunan selesai, Mujianto tidak melunasi pembayaran hasil kerja Armen Lubis. Karena merasa dirugikan, akhirnya Armen Lubis melaporkan kasus tersebut ke Poldasu. (alam/dede)

Editor : Tohap P.Simamora