404 Not Found

 

Lombok Timur, SK – Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR mengguncang Lombok pada Ahad (29/7/2018). Peristiwa tersebut membawa duka mendalam sebagian besar masyarakat Lombok Timur, terutama warga yang tinggal di Kecamatan Sambelia.

Ratusan unit rumah warga hancur akibat gempa yang terjadi sekitar pukul 06.25 WITA, terutama rumah warga yang bermukim tidak jauh dari pantai. Rumah mereka porak-poranda akibat guncangan bumi yang begitu dahsyat, sehingga dengan terpaksa mereka diungsikan ke tempat lapang.

Tidak sedikit juga anak-anak yang menjadi krban. Mereka bersama orangtuanya harus rela mengungsi mencari tempat yang lebih aman karena takut jika sewaktu-waktu ada gempa susulan.

Hasil pantauan pewarta warga suarakomunitas.net mendapatkan informasi dari tim Basarnas, sekitar sembilan orang dinyatakan meninggal dunia lantaran tertimpa dinding rumah kala sedang tidur. Ada juga yang sedang menonton televisi. Di samping mereka yang meninggal dunia banyak masyarakat yang mengalami luka berat maupun ringan.

Berikut nama-nama korban meninggal dunia di Kecamatan Sambelia dan Sembalun:

1. Adiyatul Aini (17) asal Desa Madayin
2. Herniati (35) asal Desa Obel-Obel
3. Firdaus (7) asal Desa Obel-Obel
4. Egi Evan Iskandi (17) asal Desa Obel – Obel
5. Majratul Akhirah (7) asal Desa Dara Kunci
6. Jahrah (3) asal Desa Dara Kunci
7. Inaq Rumenah (65) asal Desa Sugian

Kemudian di Kecamatan Sembalun, menurut data yang kami peroleh, terdapat dua orang meninggal dunia, di antaranya:

1. Siti Nurismawida (23)
2. Nakmah (80) Desa Biluk Petung

Jumlah keseluruhan korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Kabupaten Lombok Timur sebanyak sembilan orang. Sementara korban patah tulang dan bocor di kepala akibat hantaman kayu ataupun atap rumah yang kebanyakan terbuat dari asbes belum diketahui dengan pasti.

Korban luka berat langsung dilarikan ke rumah sakit oleh para tim medis dibantu oleh BPBD, Tagana, TNI dan Polri, relawan serta masih banyak lagi lembaga kemanusiaan lainnya.

Menurut Koordinator Tagana Kabupaten Lombok Timur, Hadi menyatakan, mengirim sekitar 50 personil untuk membantu korban gempa yang disebarkan di setiap titik di Kecamatan Sambelia dan juga Sembalun.

“Kami menyiapkan tenda tempat menampung korban bencana di Sambelia dan Sembalun, termasuk makanan cepat saji. Pertolongan pertama yang kami utamakan,” jelasnya.

Camat Sambelia, Zaitul Akmal, bersama muspika juga turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan. Camat,kapolsek dan juga danramil Sambelia sejak pagi sudah berada lokasi untuk memantau perkembangan terkini lokasi pengungsian supaya lebih aman.

Sementara itu, kepala Basarnas Kabupaten Lombok Timur, Muhdar menyatakan, sudah menyiapkan tim evakuasi dan juga logistik untuk membantu para korban. “Kita usahakan hari ini segala kebutuhan akan terpenuhi,” katanya.

Jembatan di ruas jalan Madayin yang menghubungkan Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara juga ikut tergeser hingga kedalaman 50 cm. Akibatnya kendaran yang melewati jembatan tersebut harus berhati-hati.

Salah satu korban, Buhari menyebutkan, akibat gempa tersebut, dia terpaksa harus mengalami kerugian hingga Rp 30-an juta karena rumahnya yang hancur.

Warga lain yang rumahnya rusak total mengharap bantuan rumah dari pemerintah. Untuk membangun rumah, katanya, membutuhkan waktu lebih dari tujuh tahun apalagi pekerjaannya hanya sebagai buruh tani.

Kini rata-rata korban mengharapkan bantuan makanan dan minuman untuk menyambung hidup bersama keluarganya. Meskipun mereka punya beras di rumahnya tapi tidak bisa diambil karena semuanya masih tertimbun reruntuhan.

Hingga berita ini diturunkan, mereka dilarang petugas mendekati rumahnya sampai pada situasi dinyatakan aman. Mereka harus tetap berada di lokasi pengungsian. Masalah makanan dan minuman tim penyelamat di bantu TNI/Polri serta relawan sudah siap memberikan bantuan makanan kepada semua korban yang masih berada di setiap titik pengungsian. (Fikri MS)