404 Not Found

Lombok Timur, SK – Sebanyak 325 Kepala Keluarga (KK) atau 1400 jiwa masih bertahan di lokasi pengungsian Desa Bagek manis, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, butuh bantuan terpal.

Untuk saat ini jumlah tenda mandiri yang terpasang mencapai 150 tenda. Jumlah ini tentu jauh dari cukup untuk pengungsi sebanyak ini.

Dalam satu tenda yang berukuran 4×6 saja terisi puluhan orang, belum lagi kita menghitung balita dan anak-anak. Oleh karena itu terpal atau tenda menjadi prioritas utama kebutuhan pengungsi.

Disamping terpal, penyintas yang berasal dari Desa Sugian, Dadap serta Bagik Manis ini juga membutuhkan tandon air. Sedang tandon air milik warga baru terpasang dua. Jika melihat jumlah warga yang mengungsi jelas ini tidak mencukupi.

“Terpal bantuan dari pemerintah hingga saat ini belum ada, yang ada terpal dibawa sendiri oleh warga dari rumah dan beberapa dari donatur,” ungkap kades Sugian, Lalu Mustiadi.

Begitu pula fasilitas MCK sangat dibutuhkan warga. Melihat lokasi tanah yang kering dan berdebu, kades Sugian (Mustiadi-red) meminta kepada camat mengarahkan petugas untuk membantu menyiram lokasi pengungsian.

Untuk mengantispasi serangan penyakit, Mustiadi juga meminta keberadaan perawat membantu pengobatan. Menurutnya, selama seminggu penyintas berada dilokasi pengusian tidak ditemukannya tim medis.

Melihat kondisi pengungsian warga yang memperihatinkan, camat Sambelia Zaitul Akmal saat berkunjung kelokasi bersama jurnalis media Speakerkampung.net (27/8) menghimbau kepada warga jika situasinya nanti sudah mulai kondusif agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan mendirikan tenda tidak jauh dari rumahnya.

“Jika kondisinya seperti ini alangkah baiknya kembali ke rumah dan dirikan tenda tidak jauh dari rumah,” terangnya.

Zaitul Akmal juga menghimbau kepada warga agar jangan mudah terpancing dengan informasi yang tidak jelas tentang tsunami. “Itu akal-akalan oknum yang sengaja membuat kita resah, dengan tujuan tertentu. Percayalah pada pemerintah,” pesannya didepan warga. (Fikri)