404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
Tahun Babi Beri Kedamaian dan Kebersamaan - SUARA KOMUNITAS
21/01/2019

Medan (Suara Komunitas.Net) – Di tahun Babi (Tanah) ini, perekonomian Indonesia diperkirakan mulai membaik. Ini ditandai dengan daya beli masyarakat sudah mulai meningkat. Kendati di tingkat bawah masih terdengar keluhan. Itu
persentasinya sangat kecil.


“Yang penting kita harapkan ekonomi Indonesia tahun 2019 ini, terutama Sumut bisa lebih baik dari sebelumnya. Tahun
Babi (Tanah) ini diperkirakan dapat memberi kedamaian dan kebersamaan,” kata Ahli Feng Shui, Tan Ruddy Effendi
yang akrab disapa Afen saat bertemu di kediamannya, Jl.Ternak Medan baru-baru ini, terkait pergantian tahun Anjing
(Tanah) dengan Tahun Babi (Tanah) pada Selasa,5 Pebruari 2019, yang merupakan Hari Raya Imlek ((Cia Guek C
It). Artinya tanggal 1 bulan 1 Tionghoa.
Namun, lanjut Afen, pada Senin, 4 Pebruari 2019 Jam 11.15 (Cap Guek Sa Cap) sudah terjadi tukar Shio dari Tahun
Anjing Tanah ke Babi (Tanah). Karena sudah awal musim semi (Lik Chun), itu dasar pergantian Shio.
Jadi jika ada bayi lahir 4 Pebruari 2019, sesudah jam 11.15 siang, bayi tersebut sudah asli Shio Babi (Tanah) dihitung
bulan 1 Tionghoa/bulan Harimau.
Hal ini sesuai petunjuk dari buku Thong Su yang merupakan buku pertanggalan dan perbintangan (Astrologi/Zodiak)
kalangan Tionghoa sejak ratusan tahun silam, jelasnya.
Dari buku Thong Su, lanjut Afen, di Tahun Babi Tanah ini diprediksi terjadi tiga kali gerhana yakni Gerhana Matahari
Rabu, 9 Juli 2019, Gerhana Bulan Rabu 12 Juli 2019 dan Gerhana Matahari Kamis, 26 Desember 2019.
“Prediksi ini umumnya tidak pernah meleset dan sudah terbukti selama ini,” kata Afen.
Afen menegaskan, saat ini masih ada kesalahpahaman yang menyatakan, orang Shio Babi tidak boleh menikah di
Tahun Babi atau kalau laki-laki umur 29, begitu juga wanita berusia 25 tahun.
“Semua itu tidak benar, karena berdasarkan Thong Su, tidak ada larangan. Persoalan pernikahan bila persiapan sudah
matang dan sudah dewasa boleh dilaksanakan kapan saja. Tidak ada pantangan,” tandas Afen.
Menurutnya, saat datangnya Cia Guek C It (hari Raya) masyarakat Tionghoa mengadakan sembahyang memohon
keselamatan dan keberuntungan terhadap Yang Maha Kuasa (Thi Kong). Kalau ingin memohon Dewa Keuangan
(Chai Sin Ya) sembahyangnya dengan menggenggam Hio lalu menghadap ke arah Selatan.
Begitu juga memohon Dewa Penolong (Kui Jin) sembahyangnya menghadap ke Tenggara, memohon ke Dewi
Kehamilan (Shi Sen) menghadap ke Tenggara. Waktu sembahyang jam 00.00 sampai jam 05.00 Shubuh.
Buku Thong Su, bagi orang Tionghoa biasa digunakan untuk memilih hari baik pernikahan, membuka usaha dan
lainnya. Misalnya memprediksi nasib seseorang di tahun Babi (Tanah) terlebih dulu harus mengetahui Tahun, Bulan,
Hari dan Jam, kapan seseorang lahir. Setelah itu baru bisa menentukan nasib baik dan buruk seseorang.
“Jika tahun,bulan, hari sama tetapi jam berbeda, maka nasib seseorang juga sudah berbeda.” kata Afen mengakhiri.
(okta)

Editor : Tohap P.Simamora

Tagged on:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye