404 Not Found


nginx/1.18.0 (Ubuntu)
DBD dan Malaria Hantui Warga Korban Gempa - SUARA KOMUNITAS
16/01/2019

Tanjung,(SK) –Bencana alam gempa bumi lalu nampaknya belum tuntas menjadi cobaan masyarakat Lombok Utara, kali ini pasca bencana gangguan penyakit mulai menyerang, sejumlah kasus penyakit menular diantaranya malaria dan demam berdarah (DBD) mulai menghantui.

Kondisi pengungsian warga yang ada di Desa Pemenang Timur belum lama ini.

“Kita sudah menemukan kasus malaria dan DBD pasca bencana ini, awal tahun 2019 sudah ada satu kasus DBD yang suspect,”ungkap Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dikes Lombok Utara Ketut Jaya, kemarin.

Dikatakan Ketut bahwa DBD sudah memasuki siklus 10 tahun dan hal ini perlu diantisipasi, yang mana 10 tahun lalu di Lombok Utara menjadi sejarah kasus kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi, sehingga jelasnya bisa saja siklus 10 tahun itu dapat menyerang ditahun ini.

Sebagai bentuk perhatian Dikes, pihaknya mengajak semua lapisan untuk melakukan pola 3M Plus, sebagai upaya pencegahan agar tidak berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk Aedes agepty yang memicu DBD. Melihat terjadinya kasus DBD pihaknya mengaku sudah mengambil upaya cepat untuk mencegah perluasan perkembangannya. Diantaranya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, disamping itu Dikes juga telah melakukan pembagian Abate melalui masing-masing puskesmas yang menyalurkan. “Kalau foging itu tindakan terkahir yang kita lakukan,”bebernya.

Sementara untuk Diare, tahun 2018 angka penderita malaria di Lombok Utara meningkat tajam sebanyak 49 kasus dengan angka kasus banyak terjadi pada Desember lalu yakni sebanyak 45 kasus. Dimana penderita malaria sendiri terbanyak di Kecamatan Gangga saat itu.”Kalau tahun 2017 hanya 11 kasus kita temukan,”ujarnya.

Interval waktu jelasnya mempengaruhi angka kasus kedepan, yang mana jika penderita tidak ditangani secara cepat sangat memicu penyebarannya dengan mudah dan meluas, pasalnya plasmodium bisa berkembang biak dan membentuk gamet.

Sementara, mengenai kasus diare dan Ispa saat ini jelasnya sudah mengalami penurunan, dimana sebelumnya angka kasus ini dirasakan cukup tinggi, bahkan untuk diaere pernah ditemukan terjadinya korban yang meninggal dunia.

“Kalau sekarang warga rata-rata sudah tidak mengungsi disatu komplek, mulai kembali ke rumah masing-masing, sehingga ini juga menjadi faktor yang baik,”ujarnya. (dhe)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

 

kartal escort pendik escort sex hikaye